Jumat, 12 Desember 2014

Pena dan jenis-jenisnya



     Pena

Penggunaan pena untuk kegiatan menggambar telah dimulai sejak abad pertengahan. Garis yang dihasilkan oleh pena bervariasi ketebalannya dan ini tergantung pula dari jenis dan bentuknya. Garis yang dihasilkan pena lebih kuat dan pasti dibanding garis yang dihasilkan oleh pensil. Ada beberapa jenis pena, baik yang dapat dibuat sendiri maupun yang dapat dibeli di  toko, dan kualitasnya pun bervariasi.

1)    Pena bambu
Pena ini tidak perlu dibeli di toko karena dapat dibuat  dan diatur sendiri bentuk ketebalan ujungnya yang menghasilkan goresan. Biasanya pena ini dibuat dari jenis batang barnbu kecil. Ambil batang atau ranting bambu yang kecil dan lurus, lalu potong menjadi ukuran 20 cm. Kemudian ujungnya dibuat runcing atau pipih tergantung dari tebal tipisnya garis yang diinginkan. Kelemahan pena ini tidak dapat
menyimpan tinta sehingga dalam penggunaannya harus sering dicelupkan ke tinta agar dapat membuat goresan dengan terus menerus.

2)    Pena bulu
Pena bulu yang baik apabila bulu itu memang sudah lepas dari binatangnya (ayam, angsa, bebek, merak dan sebagainya), karena sudah cukup kerasa. Garis yang dihasilkan dengan pena bulu sangat   jelas dan indah, sehingga jenis pena ini sering digunakan untuk menulis indah

3)   Pena Batang
seperti halnya pena bambu, pena batang ini juga, berasal dari ranting atau batang pohon, tidak ada pohon yang khusus untuk ini. Ambil sebatang ranting pohon, kemudian potong menjadi 20 cm lalu raut ujungnya sesuai dengan tebal tipisnya garis yang diinginkan. Pena batang ini lebih lembut dibanding pena bambu. Dalam penggunaannya juga harus sering dicelupkan ke dalam tinta.

4)    Pena Logam
pena logam sudah umum digunakan dan dapat dibeli di toko. Tebal tipisnya garis yang dihasilkan tergantung dari bentuk ujung penanya. Keunggulan jenis pena ini dapat menggaris lebih lancar dan menyimpan tinta sehingga tidak terlalu sering mencelupkannya ke dalam tinta.

Minggu, 01 Juni 2014

siklus hidup ascaris lumbricoides (cacing perut)


Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur ini tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan atau paru-paru.         
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah 10 hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.